10.25.2014

5 Kalajengking Berbisa yang Perlu untuk Diketahui

Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Secara umum, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin. Bisa mereka lebih berfungsi terhadap artropoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia dan sengatan kalajengking menghasilkan efek seperti rasa sakit, dan pembengkakan. Terdapat lebih dari 1.200 kalajengking di seluruh dunia. Mulai dari yang hidup di gurun pasir hingga kalajengking yang hidup di tempat dingin. Sebagian besar dari kalajengking-kalajenking tersebut mempunyai bisa, tetapi hanya 20 jenis yang sangat berbahaya bagi manusia. Beberapa spesies kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Buthidae adalah keluarga terbesar kalajengking, terdapat 80 genera dan lebih dari 800 spesies. Anggotanya dikenal sebagai, kalajengking fat-tailed dan kalajengking kulit kayu. Ada genera yang sangat besar seperti Ananteris, Centruroides, Compsobuthus atau Tityus. Berikut ini beberapa jenis kalajengking paling berbisa dari seluruh penjuru dunia yang perlu untuk diketahui.

1. Kalajengking Arabian Fat-tailed
Scorpionwithyoung
By Fusion121 at en.wikipedia [Public domain or Public domain], from Wikimedia Commons
Arab fat-tailed scorpion (Androctonus crassicauda) adalah spesies kalajengking berbahaya yang biasanya ditemukan di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kalajengking yang memiliki nama ilmiah Androctonus crassicauda merupakan spesies gurun generalis, spesies kalajengking dari dunia lama. Warnanya bervariasi dari coklat muda kemerahan menjadi kehitaman-coklat, hitam. Mereka dapat tumbuh hingga lebih dari 10 sentimeter. Diantara seluruh spesies Androctonus mungkin yang paling berbahaya adalah Arabian Fat-tailed Scorpion ini, toksin yang dimilikinya bisa menyaingi toksin Deathstalker. Toksin spesies ini juga terdiri dari neurotoxin. Spesies ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang tiap tahunnya. Spesies ini ditemukan terutama di wilayah Palaearctic. Umumnya ditemukan di negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Turki, dan di negara-negara Afrika utara. Menurut Wikipedia, A. crassicauda tinggal di reruntuhan tua, dan struktur bangunan yang tidak berpenghuni.

2. Deathstalker
Deathstalker-israel
By Yair Goldstof (Karya sendiri) [CC-BY-3.0], via Wikimedia Commons
Deathstalker adalah spesies kalajengking, anggota keluarga Buthidae. Hal ini juga dikenal sebagai kalajengking kuning Israel, Palestina Yellow Scorpion, kalajengking Omdurman, kalajengking gurun Israel dan sejumlah nama lainnya. Untuk menghilangkan kebingungan, terutama dengan spesies yang berpotensi berbahaya, nama ilmiah biasanya digunakan untuk merujuk kepada mereka, Leiurus quinquestriatus. Spesies lain dari genus Leiurus juga sering disebut sebagai "deathstalkers". Kalajengking jenis ini berukuran 10 hingga 13 sentimeter, dikenal sebagai spesies yang memiliki toksin paling fatal. Toksinnya adalah campuran dari berbagai toksin neurotoxin yang sangat kuat dan dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat tidak tertahankan, demam yang diikuti dengan koma, kejang-kejang, kelumpuhan dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Tapi untungnya untuk manusia yang sehat toksin kalajengking ini tidak mematikan meski sangat menyakitkan jika terkena sengatannya.

3. Kalajengking Yellow Fat-tailed
Androctonus australis 02
By HTO (Karya sendiri (own photo)) [Public domain], via Wikimedia Commons
Fattail kalajengking atau kalajengking fat-tailed adalah nama umum yang diberikan kepada kalajengking dari genus Androctonus, salah satu kelompok yang paling berbahaya dari spesies kalajengking di seluruh dunia. Walaupun toksin kalajengking ini tidak sekuat Deathstalker, Arabian fat-tailed, atau yellow fat-tailed, juga dapat berakibat fatal jika dalam waktu 2 jam tidak segera diberi penawarnya (antivenom). Ini membuat kalajengking yellow fat-tailed yang hanya berukuran 9 cm ini tergolong jenis kalajengking yang sangat mematikan. Temperamen kalajengking yang memiliki nama ilmiah Androctonus Australis juga sulit ditebak, kadang terlihat agresif dan kadang terlihat tenang. Untuk mendapatkan serum kalajengking yang berasal dari Timur Tengah, Afrika Utara dan India ini bukan hal yang mudah, bahkan Amerika Serikat juga mengalami kesulitan. Toksin mereka mengandung neurotoksin kuat dan sangat kuat.

4. Black Spitting Thick-tail Scorpion
Parabuthus transvaalicus (male)
By Bgqhrsnog at de.wikipedia [CC-BY-SA-2.0-de], from Wikimedia Commons
Parabuthus transvaalicus (dikenal sebagai kalajengking ekor tebal Transvaal atau kalajengking gelap) adalah spesies kalajengking berbisa dari wilayah kering di Afrika Selatan. Parabuthus transvaalicus tumbuh dengan panjang 90 sampai 110 milimeter, dan berwarna coklat gelap atau hitam. Capitnya tipis, tapi ekornya menebal, dengan segmen sengatan yang selebar ujung ekor. Mengapa jenis kalajengking yang satu ini mendapat julukan Black Spitting Thick-tail Scorpion? Ini dikarenakan mereka dapat menyemburkan toksin seperti halnya ular kobra. Toksin yang mereka semburkan dapat mencapai jarak satu meter. Jika toksin kalajengking yang memiliki nama ilmiah Parabuthus transvaalicus ini terkena mata, maka dapat menyebabkan rasa yang sangat perih dan kebutaan sementara. Namun kebutaan ini dapat menjadi permanen jika toksin tidak segera dibersihkan. Kemampuannya inilah yang membuat ia dianggap sebagai spesies yang cukup berbahaya, namun kadar toksinnnya tidak tergolong mematikan.

5. Striped Bark Scorpion
StripedBarkScorpion
By Charles & Clint (Flickr) [CC-BY-2.0], via Wikimedia Commons
Kalajengking kulit bergaris adalah jenis kalajengking yang kerap ditemukan di seluruh bagian tengah Amerika Serikat dan Meksiko Utara. Kalajengking yang memiliki nama ilmiah Centruroides vittatus ini mungkin yang paling sering ditemukan di Amerika Serikat. Kalajengking jenis ini cukup sering merugikan manusia meski mereka tidak agresif. Berbeda dengan kalajengking black spitting thick-tail yang menyemburkan toksin lewat ekornya, striped bark scorpio menyemburkan toksin bersamaan dengan sengatannya. Sengatan kalajengking spesies ini sangat menyakitkan. Untuk beberapa orang dapat terjadi selama 15 sampai 20 menit dan tidak jarang hingga 2-3 hari. Namun kalajengking ini jarang menyebabkan kematian, beberapa laporan ada yang menyebutkan bahwa kalajengking jenis ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang saja. Ukuran maksimal mereka adalah 70 milimeter.

Apa yang dapat kita lakukan jika terkena sengatan kalajengking? Ketika disengat kalajengking, biasanya akan menunjukkan gejala-gejala bengkak dan kaku dalam beberapa saat. Bisa kalajengking menimbulkan rasa sakit yang amat sangat pada bagian yang disengat. Pada kondisi seperti ini, diharapkan jangan terlalu banyak bergerak dan segera memberikan pertolongan pertama. Untuk menghambat penyebaran bisa, lakukan pengikatan dengan tali atau sapu tangan (berjarak 10 sentimeter dari luka gigitan). Setelah itu, bersihkan luka pakai air sabun, kemudian dikompres dengan air dingin atau es untuk menghambat penyebaran bisa. Segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment