8.08.2014

5 Kalajengking Berbisa yang Menakjubkan di Dunia

Kelompok hewan beruas dengan delapan kaki yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan caplak. Menurut ahli biologi, sedikitnya ada 2000 jenis kalajengking. Meski ukuran mereka kecil, namun hewan yang satu ini merupakan salah satu binatang yang paling ditakuti. Sengatan bisa hewan oktopoda ini dapat menyebabkan fatal dalam waktu yang relatif singkat. Berikut ini ada 5 kalajengking berbisa yang menakjubkan namun paling berbahaya di dunia.

1. Deathstalker (Leiurus quinquestriatus)
Deathstalker ST 07
by Ester Inbar, available from http://commons.wikimedia.org/wiki/User:ST. [Attribution], via Wikimedia Commons
Deathstalker, ialah spesies kalajengking anggota keluarga Buthidae. Mereka juga dikenal sebagai kalajengking kuning Israel, kalajengking kuning Palestina, kalajengking Omdurman, kalajengking gurun Israel dan sejumlah nama sehari-hari lainnya. Deathstalker dikenal sebagai spesies yang memiliki toksin paling mematikan. Bisanya adalah campuran dari berbagai jenis toksin neurotoxin yang sangat kuat dan dapat menyebabkan rasa sakit yang amat berat, demam, diikuti dengan koma, kejang-kejang, kelumpuhan dan kematian. Untungnya, untuk manusia dewasa yang sehat, meskipun sangat menyakitkan, namun tidak dapat menyebabkan kematian. Anak kecil, orang tua dan individu yang lemah (misalnya jantung lemah) berada pada kelompok berisiko fatal bila tersengat kalajengking ini. Meski dianggap sebagai salah satu yang paling mematikan, kalajengking ini dipercaya mampu mengobati tumor otak pada manusia. 

3. Yellow Fat-tailed Scorpion (Androctonus australis)
Androctonus australis 02
By HTO (Karya sendiri (own photo)) [Public domain], via Wikimedia Commons
Sesuai dengan jenisnya yaitu jenis Androctonus, yellow fat-tailed adalah jenis kalajengking yang sangat mematikan, meski toksin mereka tidak seperti Deathstalker ataupun Arabian fat-tailed. Bisa kalajengking jenis ini dapat menyebabkan fatal pada seseorang dalam waktu 2 jam apabila tidak segera diberi serumnya (tidak berpengaruh terhadap orang dewasa yang sehat). Mendapatkan serumnya juga tidak gampang, bahkan di AS saja untuk mendapatkan serumnya masih sangat sulit. Selain agresif, kalajengking ini juga cukup kuat. Yellow fat tailed scorpion bahkan tak perlu berlindung dibawah pasir untuk menahan badai pasir di gurun. 

5. Striped Bark Scorpion (Centruroides vittatus)
Centruroi vittatus
By A. Knoblich (Self-photographed) [Public domain], via Wikimedia Commons
Kalajengking kulit bergaris (Centruroides vittatus) adalah jenis kalajengking yang kerap ditemukan di seluruh bagian tengah Amerika Serikat dan Meksiko utara. Ini mungkin kalajengking paling sering ditemui di Amerika Serikat. Jenis ini cukup sering merugikan manusia meski mereka tidak agresife. Berbeda dengan black spitting thicktail scorpio yang menyemburkan toksin lewat ekornya, striped bark scorpio menyemburkan toksin bersamaan dengan sengatannya. Sengatan mereka sangat menyakitkan. Untuk beberapa orang dapat terjadi selama 15-20 menit dan tidak jarang hingga 2-3 hari. Namun kalajengking ini jarang menyebabkan kematian, beberapa laporan ada yang menyebutkan bahwa jenis ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang saja. Ukuran maksimal mereka adalah 70 mm. 

4. Arabian Fat-tailed Scorpion (Androctonus crassicauda)
Scorpionwithyoung
By Fusion121 at en.wikipedia [Public domain or Public domain], from Wikimedia Commons
Fat-tailed scorpion atau Androctonus merupakan salah satu spesies kalajengking paling berbisa di dunia. Namanya saja Androctonus yang berarti man-killer. Dari semua spesies Androctonus mungkin yang paling bahaya adalah Arabian Fat-tailed Scorpion ini. Toksin yang mereka miliki bisa menyaingi toksin Deathstalker dengan tingkat neurotoxin yang tinggi. Spesies ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang tiap tahunnya. Sampai saat ini masih menjadi perdebatan siapakah kalajengking paling mematikan, apakah Deathstalker atau Arabian Fat-tailed. Mereka dapat ditemukan di seluruh daerah semi-kering dan gersang di Timur Tengah dan Afrika. Kalajengking jenis ini berukuran sedang dengan panjang maksimum 10 sentimeter.

5. Black Spitting Thicktail Scorpion (Parabuthus transvaalicus)
Parabuthus transvaalicus (male)
By Bgqhrsnog at de.wikipedia [CC-BY-SA-2.0-de], from Wikimedia Commons
Parabuthus transvaalicus, dikenal sebagai kalajengking Transvaal ekor tebal atau kalajengking gelap, adalah spesies kalajengking berbisa dari kawasan kering di Afrika bagian selatan. Julukan Black Spitting Thicktail Scorpion disematkan pada kalajengking yang satu ini dikarenakan mereka dapat menyemburkan toksin seperti halnya ular kobra. Mereka mampu menyeburkan toksin sebanyak 4,25 miligram. Toksin yang mereka semburkan melalui ekornya dapat mencapai jarak 1 meter dan apabila terkena mata dapat menyebabkan rasa yang sangat perih dan kebutaan sementara, namun kebutaan ini bisa jadi permanen jika toksin tidak segera dibersihkan. Berkat kemampuan inilah yang membuat ia dianggap sebagai spesies yang cukup berbahaya, namun kadar toksin yang dimilikinya tidak tergolong mematikan. Meski begitu, toksin kalajengking jenis ini berbahaya untuk anak-anak dan orang yang alergi terhadap toksin jenis ini. Panjang kalajengking adalah 90-110 milimeter, dan berwarna coklat gelap atau warna hitam. Memiliki penjepit tipis, namun ekornya menebal. Mereka nokturnal, beristirahat di liang dangkal di bawah batu di siang hari. 

No comments:

Post a Comment